Fiksi_Fakta
Rabu, 06 November 2013
CINTA DALAM DIAM
Entah apa yang terjadi, dan entah setan apa yang merasuki pikiran . Gue ngerasain hal aneh yang tertuju pada salah satu cowo termelankolis di ruangan, Dari pas semester 2 ampe sekarang hal aneh itu semakin menjadi-jadi, Gue biasa nyebut Si Garuda, lebih tepatnya Si Mata Garuda.. Gue serasa tebawa oleh hipnotis yang bisa bikin Gue mimpiin orang itu setiap malem. Udah dari minggu kemarin dia mampir mulu di mimpi Gue, bingung juga sih.
Sabtu, 03 Agustus 2013
KEBAL
Alkisah di suatu perguruan tinggi negeri, disana waktu sedang menunjukan jam 10.00 pagi, dan saatnya mata kuliah yang dianggap menakutkan pun tiba,, sebut saja MAMATIKA.. hehehe..
Dosen datang dengan santainya, tetapi tidak sesantai mahasiswanya yang sedari tadi tidak nyaman akan kedatangannya.
Suasana semakin menegangkan sekaligus menyebalkan pada saat dosen tiba-tiba menugaskan membuat RPP MAMATIKA dan itu tugas kelompok, 1 kelompok terdiri dari 2 orang. Dan pembagiannya pu diaturnya sehingga banyak mahasiswa kecewa karena mendapat partner yang tidak d harapkan. Termasuk salahsatu mahasiswi yang dikenal cuek, panggil saja WIWI, dia sungguh sangat sagat kecewa dan sebal bercampur menjadi satu setelah dia tahu bahwa yang menjadi partner nya adalah mahasiswi yang memiliki kepribadian dan karakteristik yang dia sangat tidak suka, sebut saja namanya LILI..
WIWI, walaupun termasuk mahasiswi yang cuek, tidak pandai bergaul dan kurang dikenal anak seantero kampus, tapi dia termasuk yang hobby melihat karakteristik orang, sehingga tidak aneh lagi apabila dia tahu karakteristik orang macam LILI..
Sungguh WIWI merasa APES di hari itu,, dan mugkin tidak hanya dia saja yang merasakan, tapi teman-temanya yang duduk di sebelahnya juga merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan WIWI..
Keesokan harinya, WIWI sudah tahu berpartner degan orang yang berkarakteristik macam LILI itu susahnya minta ampun,, tapi WIWI harus tetap tegar dan sabar,, setiap kali dikonfirmasi mengenai tugas, partnernya pun tak menanggapi dan itu sungguh sangat sangat menyebalkan..
Namun,, dengan berjalannya waktu WIWI pun bisa mengerti,,,Karena dia anggap semua yang terjadi padanya itu adalah rencana Tuhan yang tak mungkin ia tolak,, dan ia harus melewatinya...
Dan setelah kejadian tersebut,,,, WIWI sudah terbiasa dan kebal akan itu semua....
Selasa, 11 Juni 2013
Hari Tak Seindah Hati (LILI)
Mentari mulai memancarkan cahayanya kembali, dan pagi menyambutnya dengan ceria, tak seperti biasanya yang selalu murung dan menangis.
Pagi pun menyambut Lili di rumah kecilnya yang asri dengan tanaman yang tertata rapi disekitarnya. Lili tampak ceria hari ini karena dia akan pergi ke rumah Tante nya, sudah lama Lili tak jumpa hingga kangen tak bs terbendung.
Lili berangkat bersama sepupu kecilnya, Farhat. Farhat pun tampak senang karena diajak pergi bersama Lili.
Pagi, sekitar jam 07.00 wib, Lili berangkat dari rumah menuju rumah tante. Sesampainya disana, iya disambut gembira Tantenya, maklum karena lama tak jumpa.
Lili: “ Assalamu’alaikum Wa…”
” Waalaikum salam, eh si neng the kamana wae,, sakedap nya uwa buka koncina heula”, ujar Tante dengan nada gembira.
Lili dan Farhat pun masuk dan duduk di kursi biasa.
Lili: “ Wa,, kumaha kabarna? Punten neng jarang ka dieu, seueur kagiatan Wa”.
Tante: “ Nya teu kunanaon. Neng kadieu enggal, yeuh uwa gaduh Madu, sok atuh rasaan, tapi baca heula bismillah jeung solawat nya.”
Lili : “ enya… Wa,, madu timana iyeu teh… meni aya 4 toples.. 2 toplesna tos seep deuih..”
Tante: “ meunang ti dulurna Ceu Nunun, nu ti Lampung.. Uwa mah nerus sasendok sapoe na , jadi 2 toples tos seep.. hehehe..”.
Lili: “oh kitu nya Wa…hehe..”
Tak terasa kita terus berbincang lama hingga 3 jam terlewatkan. Dan, disitupun awal mula konflik akan dimulai.
Siang itu terjadi hal yang menyakitkan hati. Lili sedang duduk d teras bersama Tante Tie, dan tiba-tiba lewatlah Tante Wies yang tiba-tiba berkata “ neng, bejakeun ka mamah ke jam hiji ka imah Uwa, pangajian kituh, tong cicing wae di imah” dia berkata dengan nada bicara yang selalu membuat suasana menjadi merah membara hingga membakar hati. Sungguh ingin rasanya Lili tidak menghiraukan apa yang terjadi selintas tersebut, tapi apa daya..??? Lili tetap terpancing, tapi Lili masih terkontrol.
Lalu,, tak lama dari itu kita masuk ke dalam rumah, tapinya ingin menghindar dari Tante Weis agar tidak menambah dosa lagi. Tapi,, sia-sia lah… Ternyata datanglah Tante Cut yang tiba-tiba berkata “ yeh aya si eneng, kamana wae hah?” sungguh perkataan dan nada bicara yang tak mau Lili dengar ternyata berkicau lagi di telinga nya. Selang 5 menit Tante Wies masuk ke rumah Tante Tie membawa makan siang untuk Tante Tie, dan dengan nada bicara yang tidak enak dia berkata” kade poho, bejakeun ka mama pangajian kituh..” … Dan Lili pun sedikit menggerutu kecil bahwa mama nya jg sedang menyetrika baju yang seminggu tak di setrika.
Lili pun masuk ke kamar Tante Tie,, ingin mendinginkan hati. Tapi tiba-tiba dengan nada berteriak pada Tante Wies ,,Tante Cut menyindir Lili, “yeuh Wies, lamun pangajian mah MAHAL, lamun aya golekan mah daratang geura… lamun dibutuhkeun datang, lamun teu dibutuhkeun mah teu datang, tah dengekeun ceuli nu ngomong”.
Sungguh Lili tak kuat lagi, malah tanpa sadar dia menulis status di jejaring social dengan menuliskan apa yang tadi di katakana Tante Cut saat menyindir Lili. Tante Tie pun mencoba menenangkan Lili,, tapi itu tak mengobati sakit hati Lili sedikitpun.
Dengan alasan Farhat ingin segera pulang, Lili minta izin untuk pulang. Dan akhirnya diizinkan pulang.
Selama perjalanan, terus terngiang sindiran itu. Jujur itu juga alas an kenapa Lili jarang mengunjungi Tante Tie sejak setahun yang lalu, itu karena setiap berkunjung pasti Tante Wies ataupun Tante Cut mengiris hatinya.
Sungguh tak akan terlupakan semua itu,,, sindiran, ejekan, celaan, makian yang ditujukan pada Lili. Dan Lili hanya bisa memendamnya dalam hati, hanya pada Sang Pencipta tempat mengadu.
Entah sampai kapan ini akan terus seperti ini dan entah sampai kapan rasa sakit ini akan terus membatin.
“Apa…. Apa obatnya….??”
“Mengapa harus Aku”
“Apa sebenarnya keuntungan kalian berbicara seperti itu padaku”
Itu sebagian kecil dari kesedihan hati Lili. Dia hanya bisa berteriakdalam hati. Dan ternyata awanpun tau,, dia pun merasakan apa yang dirasakan Lili hari itu.
Langganan:
Postingan (Atom)